Indonesia Terkaya Varietas Jeruk, Tapi Juga Pengimpor Terbesar



     Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan berbagai macam produk dan jenis buah-buahan, khususnya varietas jeruk. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan berbagai macam produk dan jenis buah-buahan, khususnya varietas jeruk.
    Kepala Divisi Proyek-proyek Tanaman Buah PT Mekarsari Bogor, Dr Muhammad Reza Kirtawinata mengatakan, Indonesia memiliki ratusan varietas jeruk unggul namun hanya beberapa yang memiliki kualitas ekspor, demikian dijelaskan di Bogor, Minggu (21/6). Menurut Reza, kegiatan festival jeruk yang pertama dilaksanakan sepanjang lima tahun terakhir di taman wisata Mekarsari itu adalah bertujuan untuk melakukan seleksi produk buah jeruk, yang dianggap memiliki nilai jual yang tinggi. "Kita sengaja melakukan festival buah jeruk seperti ini, agar buah jeruk yang ada di seluruh daerah di tanah air bisa diseleksi, mana yang terbaik dari sekian yang ikut dikonteskan," katanya.
   Festival ini juga sekaligus dalam rangkaian libur sekolah dengan maksud agar anak-anak Indonesia bisa berkesempatan mengetahui bahwa Indonesia ternyata kaya dengan produk buah. Sebagai contoh, jeruk unggulan yang berkualitas saat ini adalah jeruk soke, yang hanya ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), jeruk Selayar dari Sulsel, selain jeruk yang sudah lama terkenal seperti jeruk Siam, Keprok, dan jeruk besar, yang cukup banyak di pulau Jawa. "Memang ironis, buah produk lokal kita cukup banyak namun justru lebih besar impor ketimbang dengan yang diekspor," katanya seraya menambahkan sekitar 75 persen dari total jeruk yang dijual di pasaran dan tempat swalayan adalah buah jeruk impor dari China, Thailand dan Australia. Ia mengatakan, kecilnya ekspor buah jeruk selama ini karena kualitas buah yang dihasilkan petani belum memenuhi standar kualitas yang diminta negara tujuan.
   Jeruk-jeruk yang ditanam petani di daerah, belum dikembangkan secara komersial sehingga produksinya sangat kecil menyebabkan para eksportir ragu membeli dalam jumlah tertentu. Untuk menghasilkan buah jeruk dalam jumlah banyak dan berkualitas, petani harus mengikuti pola dan anjuran yang ada.
      Taman Wisata Mekarsari, kini telah menyediakan berbagai bibit jeruk dan bibit buah lainnya yang berkualitas untuk dikembangkan sesuai dengan wilayah tropis di daerah.
Koleksi buah di taman wisata Mekarsari terdapat 1500 varietas dengan lebih 400 jenis famili yang dikembangkan di lahan 80 hektare dari luas keseluruhan 260 hektare.

Sumber: Ant/KCM
PERTANIAN AKAN MENGALAMI KEHILANGAN GENERASI


Jumat, 2 Oktober 2009

Berita

Kurangnya minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian akan menyebabkan sektor pertanian akan mengalami masalah yang serius dan akan terjadi ggeneration losth. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia sudah berusia lanjut, sementara minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian relatif rendah sehingga sumber daya manusia yang akan mengelola sumber daya alam bidang pertanian menjadi terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan sektor pertanian di Indonesia lebih banyak digarap oleh investor asing dan rakyat Indonesia hanya menjadi buruh asing di tanah sendiri. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, Indonesia akan semakin terpuruk.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Pertanian UMY Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP dalam pembukaan Diskusi Pertanian tentang gPeran Sumber Daya Manusia dalam Pengembangan Pertanianh yang diadakan atas kerjasama antara Fakultas Pertanian UMY dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat di Pangkalan Bun, Rabu, (28/1). Diskusi yang dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat tersebut menghadirkan panelis Dekan Fakultas Pertanian UMY dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat.

Lebih lanjut, Agus Nugroho mengatakan sektor pertanian sudah seharusnya menjadi prioritas utama pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian bukan hanya berperan dalam penyediaan bahan pangan dan bahan industri saja, tetapi juga mampu menyediakan bahan energi alternatif dan mampu menjaga keseimbangan alam. gKetika sumber bahan bahan bakar fosil semakin menipis, hasil pertanian menjadi alternatif sumber energi untuk dikonversi menjadi biofuel. Hal ini tentu akan menjadikan kebutuhan produk pertanian semakin besar, dan ini hanya akan dapat dipenuhi jika ada dukungan terhadap pengembangan sektor pertanian, tambahnya.

Di banyak negara maju, perhatian masyarakat dan negara terhadap sektor pertanian sangat tinggi. Rakyat Jepang memberi apresiasi terhadap pertanian dengan suka rela membeli bahan pangan produksi dalam negeri meskipun dengan harga yang lebih tinggi dibanding produk import. Di Amerika, pemerintah memberikan subsidi yang sangat besar terhadap pertanian sehingga pelaku pertanian yang hanya 10% mampu mencukupi kebutuhan bahan pangan penduduk lainnya bahkan mampu mengeksport bahan hasil pertaniannya. Oleh karena itu, Agus Nugroho menekankan perlunya pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan wilayah yang kaya sumber daya alam seperti di Kotawaringin Barat. Masyarakat Kotawaringin Barat yang menempuh studi di luar daerah, seharusnya kembali lagi untuk mengembangkan daerah, jangan sampai Kotawaringin Barat justru dikelola oleh orang lain yang kurang mengenal karakter alam dan budaya setempat.

Sementara itu, Wakil Bupati Kotawaringin Barat Drs. Sukirman, MSi menyampaikan falsafah hidup manusia yang diciptakan Tuhan dari tanah, hidup dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah. Hidup dari tanah bermakna bahwa tidak ada kehidupan yang tidak berhubungan dengan tanah, apa yang ada di dalam dan atas tanah boleh dimanfaatkan manusia dengan sebaik-baiknya tanpa harus melakukan perusakan. Wakil Bupati berpesan kepada masyarakat Kotawaringin Barat untuk menggarap lahannya dengan sebaik-baiknya melalui pengembangan bidang pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Oleh karenanya, sebagian generasi muda harus terus mengembangkan kemampuannya dengan studi lanjut dan setelah lulus kembali untuk membangun daerah, tambahnya.