PERTANIAN AKAN MENGALAMI KEHILANGAN GENERASI


Jumat, 2 Oktober 2009

Berita

Kurangnya minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian akan menyebabkan sektor pertanian akan mengalami masalah yang serius dan akan terjadi ggeneration losth. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia sudah berusia lanjut, sementara minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian relatif rendah sehingga sumber daya manusia yang akan mengelola sumber daya alam bidang pertanian menjadi terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan sektor pertanian di Indonesia lebih banyak digarap oleh investor asing dan rakyat Indonesia hanya menjadi buruh asing di tanah sendiri. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, Indonesia akan semakin terpuruk.

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Pertanian UMY Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP dalam pembukaan Diskusi Pertanian tentang gPeran Sumber Daya Manusia dalam Pengembangan Pertanianh yang diadakan atas kerjasama antara Fakultas Pertanian UMY dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat di Pangkalan Bun, Rabu, (28/1). Diskusi yang dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat tersebut menghadirkan panelis Dekan Fakultas Pertanian UMY dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat.

Lebih lanjut, Agus Nugroho mengatakan sektor pertanian sudah seharusnya menjadi prioritas utama pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian bukan hanya berperan dalam penyediaan bahan pangan dan bahan industri saja, tetapi juga mampu menyediakan bahan energi alternatif dan mampu menjaga keseimbangan alam. gKetika sumber bahan bahan bakar fosil semakin menipis, hasil pertanian menjadi alternatif sumber energi untuk dikonversi menjadi biofuel. Hal ini tentu akan menjadikan kebutuhan produk pertanian semakin besar, dan ini hanya akan dapat dipenuhi jika ada dukungan terhadap pengembangan sektor pertanian, tambahnya.

Di banyak negara maju, perhatian masyarakat dan negara terhadap sektor pertanian sangat tinggi. Rakyat Jepang memberi apresiasi terhadap pertanian dengan suka rela membeli bahan pangan produksi dalam negeri meskipun dengan harga yang lebih tinggi dibanding produk import. Di Amerika, pemerintah memberikan subsidi yang sangat besar terhadap pertanian sehingga pelaku pertanian yang hanya 10% mampu mencukupi kebutuhan bahan pangan penduduk lainnya bahkan mampu mengeksport bahan hasil pertaniannya. Oleh karena itu, Agus Nugroho menekankan perlunya pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan wilayah yang kaya sumber daya alam seperti di Kotawaringin Barat. Masyarakat Kotawaringin Barat yang menempuh studi di luar daerah, seharusnya kembali lagi untuk mengembangkan daerah, jangan sampai Kotawaringin Barat justru dikelola oleh orang lain yang kurang mengenal karakter alam dan budaya setempat.

Sementara itu, Wakil Bupati Kotawaringin Barat Drs. Sukirman, MSi menyampaikan falsafah hidup manusia yang diciptakan Tuhan dari tanah, hidup dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah. Hidup dari tanah bermakna bahwa tidak ada kehidupan yang tidak berhubungan dengan tanah, apa yang ada di dalam dan atas tanah boleh dimanfaatkan manusia dengan sebaik-baiknya tanpa harus melakukan perusakan. Wakil Bupati berpesan kepada masyarakat Kotawaringin Barat untuk menggarap lahannya dengan sebaik-baiknya melalui pengembangan bidang pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Oleh karenanya, sebagian generasi muda harus terus mengembangkan kemampuannya dengan studi lanjut dan setelah lulus kembali untuk membangun daerah, tambahnya.

0 komentar:

Posting Komentar